Welcome

Terima Kasih Kunjungannya...

Rabu, 01 Juli 2009

PEMIMPIN YANG JUJUR : SEBUAH HARAPAN UNTUK MASA DEPAN


Tidak akan ada habisnya bila kita membicarakan hal ini. Pemimpin, terutama adalah Pemimpin yang baik, pastinya merupakan sosok yang diharapkan. Tentu saja tujuannya tidak lain untuk mengantarkan Negara itu menjadi lebih maju dan sejahtera dalam segala sektor. Ini merupakan pernyataan klise yang semua negara menginginkannya baik itu negara, maju, berkembang, atau negara tertinggal.


Yang jadi masalah sekarang adalah dari hal ini timbul sebuah pertanyaan klasik yaitu ”Bagaimana sih standar Pemimpin yang Baik?”, ”Pemimpin yang baik itu seperti apa?”, atau mungkin ”Memang ada jaman sekarang Pemimpin yang Baik”? Begitulah yang akan ditanyakan semua orang tanpa mengenal apa latar belakang pendidikan orang itu.


Tentunya setiap orang akan memiliki penilaian tersendiri untuk menentukan pemimpin mana yang dapat dikatakan baik. Bagi ibu rumah tangga mungkin mereka akan menilai pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menjadikan harga sembako murah sesuai dengan kebutuhan mereka. Kontras dengan Mahasiswa yang menginginkan Pemimpin yang jengah terhadap Kesejahteraan terutama Pendidikan, atau mungkin rakyat kecil yang dengan lugunya hanya menginginkan Pemimpin yang sering dapat meluangkan waktunya untuk bertatap muka dengan mereka sekadar untuk berjabat tangan dan beramah tamah.


Namun ada sebuah kriteria mutlak yang pastinya seluruh orang menyetujuinya bahwa kriteria itu harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Hal itu tidak lain dan bukan adalah PEMIMPIN YANG JUJUR. Boleh dikatakan yang namanya orang jujur sekarang sudah punah, dan kalaupun ada mungkin ia hanya 1 dari 1 miliar manusia di dunia. Tapi bukan berarti kita pesimis kalau Pemimpin jujur itu tidak ada (Mungkin saja yang 1 itu ada di Indonesia, Astungkara). Jujur mungkin sebuah kata yang sepele. Namun kata sepele itu merupakan pondasi pertama yang harus dimiliki kalau mau menjadi pemimpin yang baik.


Pemimpin merupakan sosok yang harusnya menjadi orang yang dapat digugu dan ditiru rakyatnya. Mengutip Pernyataan Wapres Jusuf Kalla ”Setiap Pemimpin Ada Caranya.”*(Iklan acara Talk show Metro TV), memang Benar setiap pemimpin memiliki cara masing – masing dalam menjalankan pemerintahannya. Namun selayaknya walaupun terdapat perbedaan, setiap pemimpin siapapun orangnya layaknya menjadikan kejujuran diatas segala – galanya agar hal itu dapat dijadikan sebagai panutan bagi rakyatnya..


Kita tahu Pemimpin yang Jujur tidak akan datang begitu saja layaknya superhero yang turun dari langit. Kita tidak boleh menunggu dan berdiam diri begitu saja menunggu keajaiban. Tidak ada studi khusus yang dapat menjadikan seseorang dapat menjadi pemimpin yang jujur. Selayaknya diri kita sendirilah yang harus memulainya. Memulai bersikap jujur dari lingkungan yang paling kecil, dalam keluarga misalnya adalah hal ”termudah” yang sebenarnya dapat kita lakukan. Biasakanlah kita berbuat jujur dan apa adanya. Menjadikan prinsip ”honest is my middle name” sebagai jalan hidup adalah prinsip yang baik. Jujur adalah sebuah habit. Bila kita sudah terbiasa jujur, kita tidak akan pernah melupakan bagaimana caranya menjadi jujur layaknya seseorang yang bisa naik sepeda.


Menjadi Pemimpin yang baik dan jujur tentu tidak instan. Perlu proses yang panjang untuk menjadi Pemimpin yang baik. Namun apa salahnya kita memulainya dari sekarang karena tidak ada kata terlambat. Menghadapi Pemilu 2009 yang sudah dekat ini, bermunculan sosok – sosok yang mengklaim dirinya adalah sebagai The Real Good Leader. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada elite politik, Rakyat sekarang sudah lelah mendengarkan jargon – jargon politik yang tak habis – habisnya. Banyak janji – janji diobral tiap 5 tahun sekali padahal apa yang mereka janjikan itu telah mereka katakan berulang – ulang dan akan terus terdengar janji – janji seperti itu 5, 10, atau mungkin 100 tahun lagi. Bukan bermaksud untuk menggurui dan mengintimidasi secara frontal, tapi itulah kenyataan yang ada dan bukan rahasia lagi yang perlu untuk ditutup – tutupi.


Oleh karena itu, jangan sampai rakyat benar – benar memiliki perspektif “lebih baik memilih orang bodoh tapi jujur, ketimbang orang pintar tapi tak jujur.”dikarenakan telah menjadi skeptis terhadap Elite – elite politik Indonesia yang notabene adalah orang pintar dengan segudang ilmu dan gelar akademis, namun pada akhirnya terjerumus pula dan berakhir dalam hotel prodeo. Padahal demi mencapai Indonesia yang Sempurna, Pemimpin yang Cerdas dan Jujur adalah harga mati bagi Bangsa Indonesia.


Siapapun atau partai apapun yang menang dalam Pemilu, haruslah kita dukung dan support karena kita yang telah memberikan amanah padanya sesuai doktrin system demokrasi. Begitu pula kepada pemimpin nantinya, jangan mengganggap perjuangan anda cukup sampai terpilihnya anda menjadi pemimpin. Masih banyak Pe – er yang sudah menunggu di depan untuk diselesaikan demi terwujudnya tujuan luhur Bangsa Indonesia. Wujudkan Clean and Good Government melalui sosok Pemimpin yang jujur. Niscaya Negara kita Tercinta ini akan Sejahtera untuk sekarang dan di masa yang akan datang.


Hidup Rakyat!! Hidup Indonesia!!


*Tulisan ini pernah diikutsertakan pada Lomba Penulisan Esai yang bertemakan “Pemimpin yang baik bagi Indonesia di masa depan”


Politik ala Anak Muda


Hhmm.... ini pertama kalinya aq ngeblog...
Jadi mo'on maav yaph kalw tulisannya jelek...
Saat ini aq lagi concern ke politik, coz pemilu sudekat sih..

Ngomongin politik mungkin ga akan ada abis-abisnya. Dibilang kotor, tapi dikit-dikit pingin masuk juga. Dibilang seru, eee ternyata busuknya ngalahin bangke kekeke..

Ada yg bilang kalaw politik itu mirip sinetron. Tp mnurut aq sih lbh hbat dr sinetron hihihi. Sinetron mah bisa ditebak kalw yg menang psti yg baik atau tokoh utamanya (klise banget yah).

Kalw politik? Waduh susah tuh.. Kemaren ada yang sikapnya santun, ternyata bisa juga muncul naluri hewaninya. Kemaren jadi lawan, ga ada badai ga ada meteor, bisa jadi kawan.. Yg keliatannya senyum terus wajahnya, ga tau-tau tangan dibelakangnya mengacung jari t**gah..

Ironi memang. Sebuah negara yang kesejahteraannya harus ditentukan lewat politik, tapi image politik itu sendri udah dicoreng oleh para "aktor - aktornya". Gmn rakyat mini (kecil) maw percaya?? Dan siapa yang maw dipercaya

Sorry to say aja (cieeee).. Politik di sebuah negara itu bobrok sbenarnya bukan hanya dari orangnya. Banyak banget faktornya. Ibarat sebuah delman yg nyungsep ke parit, pihak yang salah bukan melulu supirnya. Bisa delmannya, kudanya, jalannya (jelek ada lobang), atw penumpangnya (misal iseng ngorekin hidung kusirnya). Jadi yg buwat politik di negara kita jelek bukan hny dari elitnya. Bisa juga karena partainya (kendaraan) yg buruk kerjanya. Bisa sistemnya (jalan) yg memang karut marut. Atw jg rakyatnya (penumpang) ga taw diri. Elitnya tunggang-tungging berpolitik, eee rakyatnya cuek bebek korek idung ga mw peduli. Apa kek, simpati kek, ngasi saran kek. Asal jangan suka ngina dan mencela aja. Dikit-dikit ngina, dikit-dikit ngina. Ngina koq cuma sedikit (pak isa jagger, aq pinjem istilahnya ya.. lucu sih hihi)..

Jadi intinya bukan banyak atw sedikitnya peran serta kita berpolitik. Tapi niat kita untuk memajukan bangsa ini melalui politik yangg harus gede..
Ga malu jd keroco mulu? Pake dunkzz hak politiknya.. Apapun aspirasinya, partainya dan kepentingannya, yg penting tujuan inti tetap sama demi kejayaan Indonesia..

Setuju kawan??

I Luv My Country.. INDONESIA